Penyebab Cedera di Olahraga
Cedera olahraga adalah cedera pada sistem integumen, otot
dan rangka yang disebabkan oleh kegiatan
olahraga. Cedera olahraga disebabkan
oleh berbagai faktor antara lain kesalahan metode latihan, kelainan
struktural maupun kelemahan
fisiologis fungsi jaringan penyokong dan otot (Bahr et al. 2003).
Kesalahan
Metode Latihan
Metode latihan yang salah merupakan penyebab paling
sering cedera pada otot
dan sendi.
Beberapa hal
yang sering terjadi adalah :
·
Tidak
dilaksanakannya pemanasan dan pendinginan yang memadai sehingga latihan fisik yang terjadi
secara fisiologis tidak dapat diadaptasi oleh tubuh.
·
Penggunakan
intensitas, frekuensi, durasi dan jenis
latihan yang tidak sesuai dengan keadaan fisik seseorang maupun kaidah
kesehatan secara umum.
·
Prinsip
latihan overload sering diterjemahkan sebagai latihan yang didasarkan pada prinsip “no gain no pain”
serta frekuensi latihan yang sangat tinggi.
Hal ini tidak tepat mengingat rasa
nyeri merupakan sinyal adanya cedera
dalam tubuh baik berupa micro injury maupun macro injury.
Pada keadaan ini tubuh tidak memiliki waktu untuk memperbaiki jaringan yang
rusak tersebut (Stevenson et al. 2000).
Kelemahan
Otot, Tendon & Ligamen
Jika
mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya, maka otot,
tendon dan ligamen akan mengalami robekan. Sendi lebih peka terhadap cedera jika
otot dan ligamen yang menyokongnya lemah. Tulang yang rapuh karena osteoporosis
mudah mengalami patah tulang (fraktkur). Latihan penguatan bisa membantu mencegah
terjadinya cedera. Satu-satunya
cara untuk memperkuat otot adalah berlatih melawan tahanan, yang secara
bertahap kekuatannya ditambah (Meeuwisse 1994).
Macam-Macam
Penyebab Cedera di Olahraga Yaitu:
1. Di gedung misalnya: permainan
permainan Bulu Tangkis, sebelum kita bermain kita harus melihat kondisi
lingkungan misalkan bila kondisi penerangan kurang terang dalam permainan bulu
tangkis akan mengakibatkan salah dalam melakukan gerakan dan akibatnya bisa
keseleo atau pun terpeleset jatuh.
2. Panjat tebing : misalnya dalam Panjat
tebing itu kita dapat melihat semua alat-alat karena Pajat tebing itu berbahaya.
Panjat
tebing merupakan cabang olahraga yang berresiko tinggi, dan banyak terjadi
cedera saat latihan, simulasi dan kegiatan lapangan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi jenis cedera dalam kegiatan panjat tebing di UKM Pecinta
Alam di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terbagi dalam tiga faktor, yaitu
cedera ringan, sedang, dan berat. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif.
Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik
pengumpulan data menggunakan kuisioner. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh anggota UKM Pecinta Alam di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah
36 orang. Teknik Sampling purposive sampling, dengan kriteria: (a) Telah
mengikuti Pendidikan Dasar Divisi di UKM Pecinta Alam di Daerah Istimewa
Yogyakarta, (b) Telah melakukan latihan pemanjatan di wall climbing dan di
tebing (c) Masih aktif menjadi anggota UKM pecinta alam yang memenuhi kriteria
sebanyak 25 orang.
Analisis data menggunakan teknik deskriptif presentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Identifikasi jenis cedera dalam kegiatan
panjat tebing di UKM Pecinta Alam di Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan
faktor cedera ringan dengan persentase sebesar 78,77% masuk kategori sering,
faktor cedera sedang dengan persentase sebesar 60,18% masuk kategori kadang,
dan faktor cedera ringan dengan persentase sebesar 48,42% masuk kategori
pernah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar