Minggu, 05 Maret 2017

Penyebab Cedera di Olahraga



 
Penyebab Cedera di Olahraga
Cedera olahraga adalah cedera pada sistem integumen, otot dan rangka yang disebabkan oleh kegiatan olahraga. Cedera olahraga disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kesalahan metode latihan, kelainan struktural maupun kelemahan fisiologis fungsi jaringan penyokong dan otot (Bahr et al. 2003).

Kesalahan Metode Latihan
Metode latihan yang salah merupakan penyebab paling sering cedera pada otot dan sendi.
Beberapa hal yang sering terjadi adalah :

·         Tidak dilaksanakannya pemanasan dan pendinginan yang memadai sehingga latihan fisik yang terjadi secara fisiologis tidak dapat diadaptasi oleh tubuh.
·         Penggunakan intensitas, frekuensi, durasi dan jenis latihan yang tidak sesuai dengan keadaan fisik seseorang maupun kaidah kesehatan secara umum.
·         Prinsip latihan overload sering diterjemahkan sebagai latihan yang didasarkan pada prinsip “no gain no pain” serta frekuensi latihan yang sangat tinggi.
Hal ini tidak tepat mengingat rasa nyeri merupakan sinyal adanya cedera dalam tubuh baik berupa micro injury maupun macro injury. Pada keadaan ini tubuh tidak memiliki waktu untuk memperbaiki jaringan yang rusak tersebut (Stevenson et al. 2000).

Kelemahan Otot, Tendon & Ligamen
Jika mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya, maka otot, tendon dan ligamen akan mengalami robekan. Sendi lebih peka terhadap cedera jika otot dan ligamen yang menyokongnya lemah. Tulang yang rapuh karena osteoporosis mudah mengalami patah tulang (fraktkur). Latihan penguatan bisa membantu mencegah terjadinya cedera. Satu-satunya cara untuk memperkuat otot adalah berlatih melawan tahanan, yang secara bertahap kekuatannya ditambah (Meeuwisse 1994).

Macam-Macam Penyebab Cedera di Olahraga Yaitu:
1.      Di gedung misalnya: permainan permainan Bulu Tangkis, sebelum kita bermain kita harus melihat kondisi lingkungan misalkan bila kondisi penerangan kurang terang dalam permainan bulu tangkis akan mengakibatkan salah dalam melakukan gerakan dan akibatnya bisa keseleo atau pun terpeleset jatuh.
2.      Panjat tebing : misalnya dalam Panjat tebing itu kita dapat melihat semua alat-alat karena Pajat tebing itu berbahaya. Panjat tebing merupakan cabang olahraga yang berresiko tinggi, dan banyak terjadi cedera saat latihan, simulasi dan kegiatan lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis cedera dalam kegiatan panjat tebing di UKM Pecinta Alam di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terbagi dalam tiga faktor, yaitu cedera ringan, sedang, dan berat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

               Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota UKM Pecinta Alam di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 36 orang. Teknik Sampling purposive sampling, dengan kriteria: (a) Telah mengikuti Pendidikan Dasar Divisi di UKM Pecinta Alam di Daerah Istimewa Yogyakarta, (b) Telah melakukan latihan pemanjatan di wall climbing dan di tebing (c) Masih aktif menjadi anggota UKM pecinta alam yang memenuhi kriteria sebanyak 25 orang.
               Analisis data menggunakan teknik deskriptif presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Identifikasi jenis cedera dalam kegiatan panjat tebing di UKM Pecinta Alam di Daerah Istimewa Yogyakarta, berdasarkan faktor cedera ringan dengan persentase sebesar 78,77% masuk kategori sering, faktor cedera sedang dengan persentase sebesar 60,18% masuk kategori kadang, dan faktor cedera ringan dengan persentase sebesar 48,42% masuk kategori pernah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar